Wednesday, 30 January 2013

Tugas makalah sosiologi

Tugas makalah sosiologi

(penelitian mengenai suku Makassar)

d

I

S

U

S

U

N

KELOMPOK  i(xI Ips)

 

1.   A.misBAHUDDIN (KETUA)

2.   A.MUH.SYUKUR

3.   WAHYU

4.   NOVIANTI

Guru pembimbing : Rahmawati Daud S.Sos    MA DARUSSALAM BARANDASI                                    tahun 2012/2013 

Baju Bodo, busana adat suku Makassar, Sulawesi Selatan



Kata pengantar

                          بسم الله الرحمن الرحيم    
Assalamu alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat allah swt. Karena atas limpahan rahmatnyalah kita mampu mengerjakan tugas makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa kita kirimkan salam dan salawat kepada nabi junjungan kita nabi Muhammad saw. Dengan kshatan yang allah berikan dapat membuat kita patut besyukur kepadanya, tanpa bantuan allah mungkin makalah ini belu terselesaikan dengan secepatnya.
       Tetapi tanpa  tekad dan keinginan makalah ini tidak akan terselesaikan dengan sendirinya, walaupun allah telah memberikan kita kesehatan,. Namun, makalah ini adalah makalah yang kita buat gerakan diri kita dan di bantu dengan perantara teknologi. Dan kami sangat berterimah kasih kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu utuk menyelseaikan tugas makalah ini . dan begitu pula kepada guru pembimbing bu Rahmawati Daud S.Sos, kami ucapkan banyak terimah kasih, sekiranya mohon maaf apabila ada kata dalam makalah ini kurang berkenaan, mohon dimaafkan karena manusia tidak lupuy dari sebuah kesalahan                                                             penyusun  
                                                                                    a.misbahuddin
Wassalamu alaikum wr. Wb








Latar belakang
Dalam penulisan makalah kami ditugaskan untuk meneliti seluk beluk suku Makassar, suku Makassar salah satu dari sekian suku yang ter sebar di berbagai pelosok nusantara,di dalam suku Makassar terdapat berbagai macam kebudayaan dan kesenian mulai dari tarian adat, pakaian adat, bahasa, makanan khas Makassar, tarian Makassar , rumah adat dan alat tradisional dari Makassar, Sulawesi selatan akan khas suku-suku yang beragam dan bermajemuk , Makassar terdapat berbagai macam wisata alam yang menawan dan mempesona .
Keindahan alam Makassar tidak kala indahnya dengan Negara-negara lain  , di setiap tanah yang kita  pijak akan ditemukan kehidupan, dengan adanya keanekaragaman Indonesia terlebih suku Makassar membuat kita lebih giat untuk perlu menghidupkan dan melestarikan dan memperkenalkan ke Negara-negara lain, agar Negara lain mengetahui betapa indahnya dan banyaknya  kekayaan Indonesia terlebih suku Makassar, agar kebudayaan dan keseniaan suku Makassar tidak luntur kita perlu memperkenalkan kepada para remaja dan para pemuda kita, karena sekarang ini sudah mulai ada celah yang mengambarkan ketidak adanya keterkaitan para pemuda pada keseniaan kita, di zaman modern ini anak-anak remaja kita lebih banyak meniru style-style baru, yang lebih tren dan modern saat ini, ini merupakan fenomenal alam yag tidak dapat kita hindari tapi kita dapat bendung , 






 sejarah suku makassar
Suku Makassar adalah nama Melayu untuk sebuah etnis yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi. Lidah Makassar menyebutnya Mangkasara' berarti "Mereka yang Bersifat Terbuka."
Etnis Makassar ini adalah etnis yang berjiwa penakluk namun demokratis dalam memerintah, gemar berperang dan jaya di laut. Tak heran pada abad ke-14-17, dengan simbol Kerajaan Gowa, mereka berhasil membentuk satu wilayah kerajaan yang luas dengan kekuatan armada laut yang besar berhasil membentuk suatu Imperium bernafaskan Islam, mulai dari keseluruhan pulau Sulawesi, kalimantan bagian Timur, NTT, NTB, Maluku, Brunei, Papua dan Australia bagian utara.[rujukan?] Mereka menjalin Traktat dengan Bali, kerjasama dengan Malaka dan Banten dan seluruh kerajaan lainnya dalam lingkup Nusantara maupun Internasional (khususnya Portugis). Kerajaan ini juga menghadapi perang yang dahsyat dengan Belanda hingga kejatuhannya akibat adu domba Belanda terhadap kerajaan taklukannya.

Hubungan Makassar dengan Bugis

Ada yang mengira bahwa Makassar adalah identik dan serumpun dengan suku Bugis dan bahwa istilah Bugis dan Makassar adalah istilah yang diciptakan oleh Belanda untuk memecah belah. Hingga pada akhirnya kejatuhan Kerajaan Makassar pada Belanda, segala potensi dimatikan, mengingat suku ini terkenal sangat keras menentang Belanda. Di mana pun mereka bertemu Belanda, pasti diperanginya. Beberapa tokoh sentral Gowa yang menolak menyerah seperti Karaeng Galesong, hijrah ke Tanah Jawa. Bersama armada lautnya yang perkasa, memerangi setiap kapal Belanda yang mereka temui. Oleh karena itu, Belanda yang saat itu dibawah pimpinan Spellman menjulukinya dengan "Si-Bajak-Laut"
Dari segi linguistik, bahasa Makassar dan bahasa Bugis berbeda, walau kedua bahasa ini termasuk dalam Rumpun bahasa Sulawesi Selatan[1] dalam cabang Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia. Dalam kelompok ini, bahasa Makassar[2] masuk dalam sub-kelompok yang sama dengan bahasa Bentong, Konjo dan Selayar, sedangkan bahasa Bugis[3] masuk dalam sub-kelompok yang sama dengan bahasa Campalagian dan dua bahasa yang ditutur di pulau Kalimantan yaitu bahasa Embaloh dan bahasa Taman. Perbedaan antara bahasa Bugis dan Makassar ini adalah salah satu ciri yang membedakan kedua suku tersebut.
Pikiran bahwa Bugis dan Makassar adalah serumpun berasal dari penaklukan kerajaan seperti Bone dan Wajo oleh Gowa.








TARI TRADISIONAL suku makassar
SEJUMLAH wanita memainkan gerakan lembut dan gemulai. Kadang bergerak naik turun, kadang meliuk dengan anggun. Itulah tari pakarena, sebuah tarian klasik Makassar yang mencerminkan sikap teduh, hening, dan ko mengungkapkan hubungan manusia dengan Tuhan dan bercerita tentang ritme kehidupan. Salah ntemplatif.
 Pakarena adalah sebuah tarian ritus yang satu kesenian suku Makassar ini kerap ditampilkan dalam acara penyambutan tamu atau upacara tradisional.
Ada beberapa jenis tari pakarena, antara lain royong dan bone balla. Pakarena jenis royong hanya ditampilkan saat upacara adat yang berdimensi ritual. Sedangkan pakarena jenis bone balla bisa ditampilkan kapan saja. Termasuk untuk menyambut tamu.
Penari pakarena terdiri dari tujuh wanita yang berpakaian adat. Dalam pakarena royong, setiap penari harus memanjatkan doa sebelum menari. Dalam doa itu mereka menyediakan sesajian berupa beras, kemeyan, dan lilin. Pada pakarena bone balla, aturan tidak terlalu ketat.
Gerakan lembut penari terbagi dalam 12 bagian. Setiap bagian memiliki makna. Gerakan pada posisi duduk menjadi penanda awal dan akhir tarian, gerakan berputar mengekspresikan siklus kehidupan manusia, dan gerakan naik turun adalah cermin irama hidup.
Pakarena juga merupakan cermin kelembutan, sikap sopan, dan kesetiaan wanita Makassar. Karena itu, seorang penari pakarena tidak boleh membuka mata terlalu lebar. Kaki dan tangan juga tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Gerakan pakarena adalah gerakan konstan.
Sementara iringan musik disebut gandrang pakarena. Kendati pakarena adalah gerakan gemulai, iringan musiknya mengentak dan bergemuruh. Jika pakarena mencerminkan kelembutan, gandrang pakarena menggambarkan keperkasaan pria Makassar.
Alat musik terdiri dari gendang yang ditabuh bertalu-talu, ditingkahi suara seruling, para pasrak atau bambu belah, dan gong. Komposisi musik ini disebut gondrong rinci yang dimainkan oleh tujuh pria yang mengenakan pakaian adat.
Tidak ada catatan resmi kapan tari pakarena muncul. Yang pasti, tarian ini sempat menjadi kesenian resmi istana pada masa Sultan Hasanuddin, raja Gowa ke-16. Tarian ini mendapat sentuhan seni dari ibunda sang sultan, I Li'motakontu.
Sebagian masyarakat tradisional suku Makassar percaya, tari pakarena berawal dari kisah perpisahan penghuni boting langi (negeri kahyangan) dengan penghuni lino (bumi) zaman dulu. Saat perpisahan, penghuni boting langi mengajarkan penghuni lino tata cara hidup.
Tata cara itu meliputi cara bercocok tanam, beternak, hingga berburu. Ajaran itu lalu diekspresikan lewat gerakan-gerakan tangan, badan, dan kaki. Gerakan-gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual Pakarena saat penduduk lino memanjatkan syukur.
Kuliner Khas suku makassar
COTO MAKASSAR

Masakan khas daerah berupa sop berkuah dengan bahan-bahan dasar yang terdiri dari usus, hati, otak, daging sapi atau kuda, dimasak dengan bumbu sereh, laos, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, garam yang sudah dihaluskan, daun salam, jeruk nipis, dan kacang. Pada umumnya Coto Makassar disajikan/dimakan bersama ketupat.
Nikmati makanan ini disekitar jalan Gagak
SOP KONRO

Masakan khas daerah yang disajikan berupa sop berkuah maupun dibakar dengan bahan-bahan dasar seperti tulang rusuk sapi atau kerbau, dimasak/dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam, vitsin yang sudah dihaluskan. Sop Konro pada umumnya disajikan/dimakan bersama nasi putih dan sambal.
Nikmati makanan ini disekitar Karebosi dan jalan Ratulangi
SOP SAUDARA

Masakan khas daerah yang berupa sop berkuah dengan bahan-bahan dasar seperti daging sapi/kerbau yang dimasak dengan aneka bumbu dan disajikan bersama nasi putih atau ketupat dengan Ikan Bakar sebagai tambahan lauknya.
Nikmati makanan ini disekitar jalan DR. Wahidin Sudirohusodo
Selain masakan khas tersebut diatas, masih banyak lagi masakan khas Makassar lainnya, seperti Pallu Mara, Pallu Basa (bisa dinikmati malam di jalan Onta dan siang di jalan Serigala), Pallu Ce'la, Pallu Kaloak (Sop Kepala Ikan, nikmati di jalan Tentara Pelajar), aneka Seafood, dan lain sebagainya.

PISANG EPE'

Makanan khas daerah yang terbuat dari pisang kepok yang mengkal, dibakar dan dipipihkan. Pisang Epe' disajikan dengan kuah air gula merah yang biasanya telah dicampur dengan durian atau nangka yang aromanya dapat membangkitkan selera.
ES PALLU BUTUNG

Terbuat dari pisang yang sudah dipotong-potong, dimasak dengan santan yang diberi tepung terigu, gula pasir, vanili, serta sedikit garam dan disajikan dengan es serut dan sirop merah.
ES PISANG HIJAU

Terbuat dari pisang raja, dibungkus dengan tepung terigu yang sudah diberi santan dan air daun pandan sebagai pewarna dan pengharum sehingga berwarna hijau, disajikan dengan saus yang diberi es serut dan sirop.
BARONGKO

Barongko adalah makanan penutup khas daerah Bugis-Makassar yang dibuat dari buah Pisang Kepok matang yang dikukus dengan daun pisang. Dahulu pada masa pemerintahan kerajaan di Sulawesi Selatan, Barongko merupakan makanan penutup yang mewah, dan hanya disajikan untuk Raja-raja, dan disajikan pada moment-moment tertentu, seperti acara perkawinan, ulang tahun, dan lain.
Untuk menambah cita rasa dan selera, bahan dasar Barongko biasanya ditambah dengan irisan buah Nangka atau Kelapa muda. 







adat istiadat suku makassar

Adat Pernikahan di tanah Makassar pada zaman sekarang ini sudah sangat jauh berbeda dengan zaman dulu, seperti contoh, pada zaman dulu pengantin wanita yang ingin menikah tidak boleh sembarang memilih calon pendamping, tetapi harus berdasarkan pilihan orang tua, juga tidak ada lagi pesta pernikahan selama 40 hari 40 malam dan lain sebagainya. Meskipun begitu, ada baiknya kalau kita mengetahui syarat-syarat pernikahan menurut adat Makassar sebelum memulai suatu pesta pernikahan... 
Ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum upacara pernikahan adat Makassar, yaitu:

1. Accini' Rorong (Penjajakan).
Pada tahap ini pihak laki-laki melakukan penjajakan dengan penuh rahasia sehingga pihak perempuan belum mengetahui maksud kedatangan tamunya. Salah satu cara untuk mengungkapkan maksudnya ialah dengan menggunakan paruntu' kana atau peribahasa bisa juga berarti ungkapan yang tersembunyi dalam kata. Contoh: 
Pihak Laki-laki : "Lompona anne rapponna untia, erokku ampalessoki ana'na....." ("wah.. besar sekali buah pisang ini, inginnya aku meminta anakannya....") 
Pihak Perempuan: "Io, sallomintu erok nipalesso', mingka tenaji nakke pa'lamungangku. "("iya memang udah lama anak pisang itu ingin dipindahkan, tetapi tidak ada lahan untuk menanamnya.") 

2. Appabattu Kana (Melamar).


Appabattu Kana (melamar) merupakan lanjutan dari Accini Rorong (penjajakan). Appabattu Kana ini tidak boleh dilakukan oleh orang tua calon pengantin pria melainkan dilakukan keluarga atau kerabat dekat sang calon pengantin pria. Adapun ungkapan yang sering dipakai pada saat appabattu kana, antara lain: 
Pihak laki-laki : "Nia' anne nasuro pakkuta'nang Daeng Gassing.. Anjo me bunga sibolloa apa nia'mo angngaliki? Na punna tenapa nia ila' takasembanganna daeng Gassing ero' ampakabani bellayya ampaka jarreki ta'rokayya. ("Ada titipan pertanyaan dari daeng Gassing yang ingin menanyakan apakah si bunga yang cantik itu sudah ada yang punya? kalau memang belum.. ada niatan dari daeng Gassing ingin untuk mendekatkan yang jauh dan menguatkan yang renggang.") ungkapan ini bermaksud untuk menyambung tali silaturahmi antar sesama dengan cara melangsungkan pernikahan 
Pihak Perempuan : "Alhamdulillah.. rannu duduma antu allangngereki ri kabattuanta, mingka takuassengapi anne rinia'na ritenana angngaliki. Lanri kammanami anjo na kupauang ngaseng todong rodo' toana siagang purinanna." (Alhamdulillah.. sungguh senang hati ku mendengarnya, akan tetapi saya belum tahu apakah si bunga ini sudah ada yang punya ataukah belum. oeh karenanya ijinkan saya menanyakannya kepada orang tuanya dan keluarganya yang lain.") 

3. Appakkuling (Mengulangi untuk mempertegas)
Appakkuling adalah mempertegas kembali apa yang sudah dipertanyakan sebelumnya dengan maksud untuk mengetahui apakah lamarannya diterima atau ditolak. Adapun contoh ungkapan yang digunakan dalam tahapan appakkuling ini adalah sebagai berikut. 
Pihak laki-laki : "Nia'ma seng anne angsambung-sambungi kana le'baka kuerang riolo, nia'mo kapang passamaturukang kigappa sipammanakang." ("Saya datang lagi menyambung perkataan yang sudah kutanyakan dahulu, mungkin sudah ada keputusan dari anda berserta keluarga anda.") 
Pihak perempuan : "Ie'.. le'ba' ngasengmi kuagagang sicini' nakamma ngaseng kananna angkana punna erokko nibaliko ero', punna teko nibaliko tea. Iajia apannapi podeng ka kamma baku tongko'na pajana." ("Iya.. sudah aku tanyakan ke anggota keluarga yang lain, mereka mengatakan apabila saya setuju maka semua sepakat dan apabila tidak mereka semuapun tidak setuju, begitulah keputusan keluarga kami.") 
Pihak laki-laki : "Sukkuru'mi nai' ri langi' tujua rannuku allangereki kananta. Kummotere'mo rodong angngerangi kanannta. Battu ribokopasseng nakusambungi." ("Betapa bahagia saya mendengar perkataan anda, kuucapkan syukurku naik kelangit ketujuh. saya permisi pulang dahulu untuk memberitahukan keluarga kami, nanti kami akan datang lagi untuk menyambungnya.")
 pakaian adat suku makassar

Baju Bodo

Baju Bodo, busana adat suku Makassar, Sulawesi Selatan
Photo Source : petabudaya.com
Baju Bodo, adalah busana tradisional wanita Sulawesi Selatan, terutama dari etnik Makassar

Bahan utama pakaian ini serat dan sutra yang dikeraskan (ditokkoq).

Pakaian ini berbentuk segi empat dengan sebuah lingkaran kecil di bagian atas tengah tempat kepala masuk, disampingnya terdapat lubang yang lebih kecil untuk lengan kiri dan kanan.

Baju Bodo berarti baju pendek, disebut baju bodo, karena memang baju ini mempunyai lengan sangat pendek, bahkan lengannya tidak dibuat secara khusus



Jenis warna yang digunakan menyimbolkan siapa serta status orang yang menggunakannya.

Warna-warna tersebut antara lain merah, hijau, kuning, ungu, hitam, dan putih.

Masing-masing warna ini menadakan yang menggunakan adalah gadis, sudah kawin, janda, orang tua yang dihormati, dan inang pelayan

Penggunaan baju bodo dilengkapi dengan sarung sutra pada bagian bawahnya. Di lengan atas diberi gelang yang terbuat dari kain dan pernik emas atau kuningan yang disebut Sigara.

Pada lengan bawah digunakan gelang panjang dan cukup besar yang terbuat dari lempengan emas/kuningan yang diukir

Pada bagian dada terdapat sebuah kalung perisai cukup lebar, sementara ditelinga bergantung pula anting cukup lebar dan panjang

Perempuan yang menggunakan baju bodo rambutnya disanggul dan pada bagian jidatnya dilukis dengan alat make up penghitam (dadasaq)

Sanggulnya dibuat berdiri, lalu samping kiri kanannya diberi hiasan kembang

Pada bagian atas dikenakan bando pinang goyang. Pada bagian dengan rambut yang disasak dihiasi dengan kembang melati kuncup yang ditancapkan.

Pakaian tradisional baju bodo ini tidak digunakan sehari-hari melainkan hanya digunakan pada saat ada upacara adat/tradisional dan upacara-upacara serimonial dalam masyarakat, misalnya perkawinan, hajatan di kerajaan, dan lain-lain
rumah adat suku makassar






Kesimpulan
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, mulai dari kebudayaan, kesenian keindahan bawah  laut, wisata alamnya  serta keanekaragaman hayati flora dan fauna. Indonesia  terdiri dari 660 bahasa, 1.128 suku yang tersebar di lebih dari ………pulau.
                        salah satu contoh suku yang ada di Indonesia yang memiliki keberagaman yaitu suku Makassar, suku Makassar di kenal dengan kesenian dan adat istiadatnya , saya termasuk masyarakat suku Makassar bangga akan keseragaman dan keanekaragaman yang di miliki suku Makassar
        perlu kita ketahui di era-modern ini kebanyakan anak-anak remaja sekarang ini mulai bosan dan menganggap kuno mempelajari hal-hal yang seperti itu, kebanyakan  anak jaman sekarang ini hanya mengikuti gaya-gaya yang trend dan popular di zaman ini, oleh karena itu para tetua, para pemuda dan para pelajar perlu menyadari, begitu pentingnya suatu kebudayaan karena itu merupakan identitas kita.
               Kebudayaan kita akan terisolir dan akan lenyap dan terbawah  angin seiring perkembangan zaman dan penngaruh globalisasi,jika kita sudah mengurusnya.
                oleh karena itu kita sebagai para pemuda dan para  pelajar perlu bahkan di haruskan untuk melestarikan dan memperkenalkan kesenian dan kebudayaan tanah air tercinta.
            


daftar pustaka
fierdayanti.blogspot.com/
syiarfm.weebly.com/baju-bodo.html
id.wikipedia.org/wiki/Suku_Makassar
bahasa.makassarkota.go.id/index.php/kuliner-makassar
adindadindaa.blogspot.com/.../tarian-dan-rumah-adat-suku-.

0 komentar: