TUGAS INDIVIDU
BAHASA INDONESIA
DI SUSUN OLEH :
Nama Pembimbing : Inche Nasrullah S.Pd , M.Hum.
Nama : A. Misbahuddin
Nim : 1661201311
Jurusan : Manajemen Keuangan
Ruangan : A3
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN
YAPIM MAROS
2016/2017
Question :
Carilah Arti Dan Contoh Pada EYD yang
Disempurnakan yang meliputi 9 pengaturan ?
1. Pemakaian Huruf
2.
Pemakaian Huruf Kapital Atau Huruf Miring
3.
Penulisan Kata
4.
singkatan dan akronim
5.
Angka dan Lambang
6.
Penulisan Unsur Sarapan
7.
Pemakaian Tanda Baca
8.
Pembentukan Istilah
9.
Gaya Bahasa
Answer :
1.
Pemakaian
Huruf
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang
berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
- Huruf
A a - Z z
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s,
t, v, w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
F. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di
antara dua buah huruf vokl, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya: ba-pak, ba-rang, ke-nyang
c. Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan
di antara kedua hufur konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah
diceraikan.
Misalnya: man-di, som-bong
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan
bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya,
dapat dipenggal pada pergantian baris.
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
A. Pemakaian Huruf
Kapital
1. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama pada petikan/kutipan langsung.
Misalnya:
”Apa yang kamu bawa?” tanya Ayah.
Eni berkata, ”Beristirahatlah dulu di sini!”
2. Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Misalnya:
Kemana dia pergi?
Rumah itu hancur diterjang banjir.
3. Huruf kapital
ditempatkan sebagai huruf pertama pada ungkapan yang berhubungan dengan nama
tuhan dan kitab suci.
Misalnya:
Allah
Islam
Yang
Mahakuasa
Kristen
Yang Maha Esa
Weda
4. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama pada gelar (kehormatan, keturunan, dan keagamaan)
dan nama jabatan serta pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus
Salim
Presiden Soekarno
Sultan Ageng
Tirtayasa
Profesor Yoyo Mulyana
Nabi
Muhammad
Gubernur Joko Widodo
Jenderal Timur
Pradopo
Laksamana Husein
Huruf kapital tidak digunakan pada gelar
(kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang tidak
diikuti nama orang.
Misalnya:
Tahun ini dia akan pergi haji
Dia anak seorang jenderal
5. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang .
Misalnya:
Wage Rudolf Supratman
Taufik Ismail
Susilo Bambang Yudhoyono
6. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bahasa, semua unsur nama
negara, dan lembaga pemerintahan serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
bangsa Melayu
Republik Indonesia
suku Batak
Majelis Permusyawaratan Rakyat
bahasa Sunda
Keputusan Presiden Republik Indonesia ...
B. Pemakaian Huruf
Miring
1. Huruf
miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Pendapatnya dituliskan dalam surat kabar Kompas hari
Minggu kemarin.
buku Negarakertagama karangan parapanca
2. Huruf
miring/cetak miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian
kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Buatlah dua buah aktif kalimat dengan kata memakai!
Cara meramu obat ini tidak sembarangan karena
butuh ketelitian dan kesabaran.
3. Huruf
miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing kecuali
yang sudah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis adalah Gracinia Mangostana.
3. Penulisan Kata
A.
Kata dasar
ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasar. Contoh: bergeletar, dikelola
- Jika
kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh
digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
- Jika
kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk
memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
- Jika
salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
- Jika
kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia.
C.
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu),
jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan
(sayur-mayur, ramah-tamah).
- Gabungan
kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang
tua, ibu kota, sepak bola.
- Gabungan
kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian.
Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
- Beberapa
gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis
serangkai.
E.
Kata ganti (kau-,
ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki,
kauambil, bukumu, miliknya.
F.
Kata depan
atau preposisi (di [1], ke,
dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada,
keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari
Surabaya.
G.
Artikel si
dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si
kancil.
- Partikel
-lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah,
siapakah, apatah.
- Partikel
-pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun,
bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
- Partikel
per- yang berarti "mulai", "demi", dan
"tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per
helai.
4. Singkatan Dan Akronim
Singkatan
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan, yang terdiri atas satu huruf atau
lebih, Macam-Macam Singkatan sebagai berikut :
- Singkatan nama orang, nama
gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. contoh: W.R.
Supratman, Dr.
- Singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama dokumen
resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), PGRI
(Persatuan Guru Republik Indonesia)
- Singkatan umum yang terdiri
dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. (dan
lain-lain), Yth. (Yang terhormat)
- Singkatan Lambang Kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik. Contoh: Cm (sentimeter), kg (kilogram)
Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari kata ditulis dengan huruf awal kapital. Macam-macam akronim
sebagai berikut:
- Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf awal dari kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), SIM (Surat Izin
Mengemudi)
- Akronim nama diri yang berupa
gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh: Akabri ( Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia), Kowani (Kongres Wanita Indonesia)
- Akronim yang bukan nama diri
yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: pemilu
(pemilihan umum), rudal (peluru kendali)
5. Angka Dan Lambang
Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor
yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi.
- Fungsi
- menyatakan ukuran panjang, berat, luas, dan isi satuan
waktu nilai uang, dan kuantitas,
- melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar
pada alamat,
- menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,
- Penulisan
- Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf
- Lambang bilangan tingkat
- Lambang bilangan yang mendapat akhiran -an
- Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan
- Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat.
Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat
- Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi
bilangan utuh yang besar
- Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus
dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi
- Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisannya harus tepat
6.
Penulisan Unsur Sarapan
Berdasarkan taraf integrasinya unsur
serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua golongan
Pertama, unsur serapan
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshufle,
shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur serapan yang pengucapan
dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini
diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
Contoh Kata Serapan
A. Kata
Serapan dari Bahasa Inggris
Business
= Bisnis
Aquarium
= Akuarium
Balloon
= Balon
Bus
= Bis
Community
= Komunitas
Consume
= Konsumsi
Focus
= Fokus
B. Kata Sarapan Bahasa belanda
Docent
= Dosen
Chocolade
= Coklat
Hotel = Hotel
Atleet
= Atlet
Boezoek
= Besuk
C. Kata Serapan dari bahasa Arab
Ilmu
= Ilmu
Awal
= Awal
Akhir
= Akhir
Halal
= Halal
Haram
= Haram
Rizki
= Rezeki
Zhalim
= Lalim
Abad = Abad
7.
Pemakaian Tanda Baca
A.
Pengertian Tanda baca
Tanda
Baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang.
B.
Jenis
tanda baca Dan Contohnya !
Beberapa jenis tanda baca yang penting
antara lain adalah:
1. Titik (.)
berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan,
gelar, dan angka-angka
Contoh:
Abd. Razaq , SPd
Drs. H. Kholilurrahman
Prof. Ir. Arie Musthofa
1. Ketuhanan yang maha esa (bait pertama dari pancasila)
2. Koma (,) berfungsi
untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan,
gelar, dan angka-angka.
Contoh:
jika kamu bukan
hewan, jin, tau setan, maka dengarkan apa yang gurumu katakan.
3. Tanda ((..))
kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui
oleh banyak manusia yang baik juga ada yang jahat di dunia ini.
Contoh:
Kamu jangan egois (mementingkan diri sendiri).
Karena di persahabatan itu satu untuk semuanya.
4.
Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
Contoh:
Apakah kamu sudah membaca puisi Arie Musthofa. Yang berjudul
'inikah yang dinamakan cinta'
5. Tanda
("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau
percakapan dalam naskah drama.
Contoh:
Arie: "hey,"
Ririn: "hey juga.Gimana kabarmu?"
Arie: "saya baik! Kamu?"
Ririn: "alhamdulillah, saya juga baik"
(Contoh tanda petik yang di pakai dalam dialog)
6. Tanda (!) seru
berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru
tersebut perlu untuk diperhatikan.
Contoh:
Hey......., jangan lakukan itu!.
(Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan bahwa
sesuatu itu tidak boleh di lakukan)
7.
Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
Contoh:
Hey friend, kamu mau kemana besok malam?
8. Tanda (...-...)
hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu
nilai.
Contoh:
Kita harus pergi bersama-sama. Biar acara kita semakin seru.
8. Pembentukan Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata dengan makna yang sudah
tetap, pasti, dan hanya digunakan dalam satu bidang ilmu atau kegiatan
tertentu. Sedangkan kata, merupakan lambang bahasa yang masih memiliki makna
yang belum pasti karena bergantung pada konteks kalimat dan konteks situasi
penggunaannya.
Dari pengertian
kata dan istilah di atas dapat diketahui bahwa kata masih bersifat umum dan
istilah cenderung lebih khusus dan lebih spesifik.
Untuk lebih
memperjelas perbedaan kata dan istilah
mari kita amati
contoh berikut ini. Kata kaki mewakili
bagian tubuh manusia dari paha sampai ujung jari. Dalam istilah kedokteran kaki
adalah bagian tubuh dari mata kaki hingga ujung jari. Bagian lain adalah paha,
lutut, dan betis dalam istilah kedokteran tidak termasuk kaki.
9. Gaya Bahasa
A. Pengertian Gaya
Bahasa
Gaya
bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau
definisi dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan
isi pemikirannya lewat bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga
dapat menimbulkan kesan tertentu.
B.
Inilah jenis Gaya bahasa Dan Contohnya !
1.
Gaya Bahasa Pertentangan
a.
Hiperbola
b.
Litotes
c.
Paradoks
d.
Antitesis
2.
Gaya Bahasa Sindiran
a.
Ironi atau sindiran halus.
b.
Sinisme
c.
Sarkasme
3.
Gaya Bahasa Penegasan
a.
Inversi
b.
Retoris
c.
Paralelisme
d.
Enumerasio
4.
Gaya bahasa perbandingan
a.
Asosiasi atau perumpamaan
b.
Metafora
c.
Personifikasi
d.
Alegori